Thursday, July 20, 2006


Cahaya menerobos masuk dari kubah yang lompong,
garit peluru dan mortar menghiasi tembok yang dulunya megah,
tangis dan duka tertulis diruang dan sudut monumen indah
hancur, namun tetap megah bagai bangsanya.

nun didepan sana masih terpahat ketidakpastian,
untung nasib sebuah bangsa yang kalut dengan ketidak adilan
masih ada duka disitu, entah bila akan padam.

Aku melihat .. dari puncak bukit nader - dari makam seorang pemimpin diraja.

*antara momen ketika berada di puncak Bukit Nader Khan, Kabul*

No comments:

Post a Comment